Rabu, 07 Juli 2010

Bobotoh

MUNGKIN Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perlu menambahkan satu lema baru yang berasal dari bahasa Sunda, yakni kata bobotoh. Dalam KBBI memang ada kata botoh, yang diberi keterangan bahwa kata ini berasal dari bahasa Jawa. Di sini kata botoh berarti (1) penyabung ayam dsb; (2) pejudi; (3) pelerai; wasit.

Saya yakin para bobotoh Persib Bandung, misalnya, menolak disebut penyabung ayam dan pejudi. Mereka juga pasti tidak sepakat kalau mereka dikelompokkan sebagai pelerai atau wasit—apalagi wasit sepakbola.

Botoh (Jawa) rupanya berbeda arti dengan bobotoh (Sunda), setidaknya menurut dua kamus yang berbeda—meskipun cukup mengherankan bahwa dua kata yang sangat mirip itu berbeda jauh artinya. Menurut Kamus Umum Basa Sunda, yang diterbitkan Lembaga Basa jeung Sastra Sunda, bobotoh berarti purah ngagedean hate atawa ngahudang sumanget ka nu rek atawa keur ngadu jajaten (yang berperan membesarkan hati atau membangun semangat bagi mereka yang akan atau sedang berlomba). Arti ini sesuai dengan pemahaman bobotoh sebagai pendukung tim Maung Bandung.

Dilihat dari popularitas kata ini dalam jagat sepakbola nasional, kata bobotoh layak menjadi bagian dari kamus besar itu.

Namun, lepas dari apakah kelak kata bobotoh masuk KBBI, kata ini sudah identik dengan Persib. Pendukung Persib dikenal dengan sebutan bobotoh dan bobotoh tak bisa dipakai sebagai pendukung tim lain—meskipun sama-sama berasal dari Jawa Barat. Pendukung Persikab Kabupaten Bandung, umpamanya, disebut dengan kata lulugu—meski nyaris tak terdengar gaungnya. Pendukung Persita bukan bobotoh, melainkan lebih dikenal dengan sebutan Benteng Mania. Pendukung Persikabo, Pelita Jabar, dan Persikota juga tak pernah disebut sebagai bobotoh.

Persib memang beruntung memiliki bobotoh, yang jumlahnya niscaya mencapai ratusan ribu—kalau tidak jutaan. Meskipun Persib memiliki kepanjangan Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung, pendukungnya tidak sebatas dari Kota Bandung. Bobotoh tersebar di seluruh Jabar, mulai dari Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Karawang, juga yang berada di luar Provinsi Jabar, seperti Jakarta, Tangerang, dan Serang. Bahkan, dari pesan singkat (SMS) yang masuk ke rubrik "Apa Kata Bobotoh" di harian ini, banyak pengirim SMS yang (mengaku) berasal dari Jawa Tengah dan provinsi lain di Indonesia. Tiap Persib menjadi tuan rumah, bahkan hanya untuk laga uji coba, stadion selalu membludak.

Tidak hanya jumlahnya yang sangat banyak, bobotoh juga memiliki fanatisme yang luar biasa. Kalau dikelola dengan baik, bobotoh akan menjadi kekuatan fantastis tidak hanya berupa dukungan di lapangan, tapi juga bisa menjadi pilar untuk keberlangsungan hidup Persib selepas era-APBD.

Tim lain, semisal Persija Jakarta, memiliki pendukung yang sebatas hanya di Ibu Kota. Itu pun harus berbagi dengan pendukung Persitara Jakarta Utara. Pendukung Persebaya Surabaya, yang lebih dikenal dengan sebutan Bonek, hanya terpusat di Kota Surabaya. Pendukung sepakbola di Jawa Timur memang terpecah-pecah menjadi pendukung Persik Kediri, Arema Malang, Deltras Sidoarjo, dan lain-lain.

Satu-satunya tim lain yang memiliki jumlah pendukung dan fanatisme yang hampir serupa dengan bobotoh adalah suporter PSM Makassar. Tiap PSM menjadi tuan rumah, stadion selalu penuh dengan pendukung tim berjuluk Juku Eja ini. Jika PSM berlaga di luar kandang, pendukungnya sampai rela mengarungi laut—seakan-akan para pelaut Bugis—demi menonton tim kesayangan mereka.

Untunglah Makassar berada jauh di Sulawesi. Tak terbayangkan kalau Makassar terletak di Pulau Jawa. Laga antara Persib dan PSM tentu akan membuat Stadion Si Jalak Harupat bergetar hebat.